Rahmat Bagja selaku Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Republik Indonesia, mengungkapkan berita bohong atau hoaks sebagai komponen penting pemilihan umum (Pemilu) yang tidak dapat dihindari di era digital saat ini.
“Hoaks atau berita bohong merupakan variabel titik kritis dalam pemilu dan pemilihan yang tidak dapat dihindari di era digitalisasi sekarang ini,” kata Bagja dalam webinar “Sosialisasi Perkembangan Tahapan Pemilu dan Pilkada Serentak 2024” yang disaksikan secara daring melalui Kanal YouTube Ilmu Pemerintahan Indonesia, Jakarta, Sabtu (12/8/2023)
Dia mengatakan bahwa efek utama hoaks adalah munculnya polarisasi di masyarakat, yang terjadi pada pemilu 2019 lalu. Jika tidak dikelola dengan baik, dapat mengikis kredibilitas dan integritas penyelenggara pemilu sehingga dapat menurunkan kualitas proses dan merusak rasionalitas pemilih.
Termasuk, lanjutnya, memicu keresahan sosial, ujaran kebencian dan propaganda, serta membesarnya disentegrasi nasional.
Bagja juga mengungkapkan agar menjadi contoh pemilihan lain di berbagai level, sehingga kemudian akan menjadi persoalan di seluruh tingkat pemilihan.